Langsung ke konten utama

Puisi Muhammad Alfariezie



Semakin Sunyi

Padahal Jokowi dari keluarga pedagang dan PDIP jargonnya partai wong cilik. Ah embel-embel kekuasaan, doktrin jarahan. Komisioner kpu diintai kpk, sekretariat tak boleh diperiksa. Kasus-kasus berdesas-desus. Mulai setyo novanto hidup enak keluar masuk penjara, sampai novel baswedan tak pernah sudah. Amin rais mungkin menikmati mimpi, sementara prabowo melongok tak tak malu di antara darah dan nanah

Barangkali matinya jenderal ialah  kuburan tentara nasional. Hilangnya pimpinan mungkin kemalangan zaman sekarang. Perihnya kemerdekaan bisa juga borok yang kian menjalar. Koreng dimana-mana. Sejak dulu kita sudah berkoreng. Perang saudara sejak awal kemerdekaan. Politik kanker sejak zaman transisi. Dulu sekali, kerajaan kita pun tidak benar-benar tangguh.

Mungkin sampai gunung dan pulau telah habis baru pemerintah dan politikus serta pengusaha memahami bahwa nasi berharga sekali. Lebih lagi semoga mereka bisa memahami rakyat yang tak ingin mati karena selalu dikorupsi. Banyak sekali korban negeri ini. Mulai dari mahasiswa dan mahasiswi, kiayi hingga polisi. Korban  berikutnya mungkin  saja bayi-bayi atau kita yang semakin sunyi.

2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Keluarga Besar Flu

Dampak Keluarga Besar Flu Hari ini di kota kita tercinta yang bernama bandar lampung— masih saja dihantui wabah virus yang berasal dari kota wuhan, hubei, tiongkok. Kelompok virus ini dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia termasuk manusia. Jika kalian belum mengenal ciri-cirinya— ada beberapa perbedaan pada hewan dan manusia. Contoh pada sapi dan babi ialah menyebabkan diara sedangkan pada unggas yaitu infeksi saluran pernapasan atas. Sedangkan pada manusia yakni berpotensi mengganggu sistem pernapasan sehingga timbul gejala pilek, batuk, demam, hingga kematian.   Tapi tahukah kalian minak muakhi seunyinni— Coronaviridae dan ordo Nidovirales ini telah memberi dampak negatif yang luar biasa. Hal ini dikarenakan tidak sekedar kesehatan tapi juga ekonomi.   Mulai dari pedagang makanan, pekerja seni hingga penyedia jasa pun merakan betul bagaimana magis nafas buruk dari kehadirannya. Lantas— Bagaimanakah kesaksian dari salah satu korban dari keganasan serangan

Puisi Muhammad Alfariezie

Kabar Buruk Angin Tenggara Jernih air sungai mengalir bagai ayun hijau muda dedaun, Seperti pucuk embun merah kekuning-kuningan Ikan-ikan riang berenang, buah-buah tumbuh di sisi-- sementara udin Ribuan duri menusuk-menusuk ususnya Sejak kolonial memerintah, hingga revolusi sampai reformasi, lalu Di era seribu lima ratus enam puluh sarjana hadir tiap tahun Tekhnologi serupa kaligrafi di marmer tuan li jai, dan Politik bagai batu kali sebagai roda penggerak kendaraan 2020

Puisi Muhammad Alfariezie

Bersamamu Seperti metafor yang membuat puisi senantiasa bagaikan dewa, kekasihku Ketika kau tulis rindu di dasar perasaanku             Burung-burung merdu bersahutan,              Dedaun berayun, dan embun              Merah kekuning-kuningan bagai nurani bayi berselimut mega, juitaku Jika kuhitung, maka Temanku lebih dari lima ribu enam ratus tujuh puluh sembilan, tapi Jika di antara mereka, sungguh aku Tidak seramai dan sebahagia ketika berdua denganmu 2020