Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 12, 2020

Puisi Muhammad Alfariezie

Risalah Evolusi Setiap hari selalu ada orang mati dan begitu pun sebaliknya. Teknologi pun selalu berganti. Tapi wajahku dan wajahmu tetap oval atau bundar sebagaimana yang mustinya dimiliki manusia. Lagi pula dari dulu anita adalah perempuan dan kini lelaki adalah joni sedangkan sinti adalah gabungan sinta dan sutiji. Dan Ini berlangsung dari zaman nabi hingga nanti. Busana korea memang menjamur di negeri ini. Dokter kecantikan barangkali ribuan buka praktek sendiri. Bahkan di antaranya punya produk pribadi. Tapi tetap saja hidung adalah hidup dan mulut pun sama.  Aku percaya jika kijang bisa disulap seperti fortuner, namun sampai negeri ini hangus sungguh tidak ada di antara kita yang dapat menambah makhluk baru atau menukar wajah darwin di atas leher-- yang katanya itu bulu nenek moyangnya sendiri. Yang sanggup dilakukan pangeran roma untuk mengabadikan cintanya hanya mendirikan bangunan, begitu pun dengan legenda-legenda di indonesia. Bahkan sulaiman sekali pun

Puisi Muhammad Alfariezie

Pintuku Untuk Tenang Jalan yang kulalui kadang panas, penuh semak, berlumpur dan berbatu. Tapi terus kumelangkah hingga sampai pada tujuan yang lama kurencanakan. Tak pernah kubayangkan jika tanpamu. Walau bersama teman, barangkali aku hanyut dan mati. Namun ada kemungkinan lain yaitu, aku sampai tapi hanya diam karena bulan yang selalu padam dan bintang yang selalu pulang serta hujan yang tak kunjung datang. Kekasihku, kau memiliki pintu. Aku selalu ingin mengetuk.  Kau adalah rumah, aku ingin masuk. Ka adalah kamar, aku tak ingin terus liar. Kau ialah ranjang, mohon biarkan aku terlentang. Kau adalah  sprei, sungguh aku tenang. Kau adalah selimut, aku begittu nyaman. Kau adalah jendela, tempatku melihat segala yang indah. Kau adalah gorden, sepiku terbunuh. Kau adalah kamu, cantik yang selalu kurindu. 2019