Langsung ke konten utama

Puisi Muhammad Alfariezie



Aku Ingin Mengajakmu Menikmati Hidup Yang Jauh Dari Semu

Pagi masih bersenandung, cerah berkilau—
Terang dan ketenangan
 Nampak dari celah-celah dedaun dan bebatang bougenvile,
ceri dan jambu, serta
Basah Rerumput seolah tanda bahwa anugerah masih menaungi tempat ini, kekasih
Bila kau sangka  mentari segera mati, maka sungguh
Engkau perlu kemari, karena barangkali gedung-gedung nan julang
            Menampakkan kepalsuan, yaitu
Keindahan berkedok kehancuran, yakni
Pohon-pohon ditumbangkan demi pembangunan hasrat belaka,
Sungai-sungai ditimbun atas dasar—yang katanya keilmuwan, lalu
Pantai-pantai disekap—padahal daratan begitu luas

Masalah makanan dan minuman kau tak perlu risau
Di sini akan kusediakan air kelapa, jeruk dan mangga serta madu paling berkualitas,
Yang di sana tak mungkin kau dapat—di sini
Pasti kumasakkan sambal pindang atau pizza khas italia, karena di tempatku
Tak perlu beli untuk mendapat bahan baku, dan aku
Bukan orang yang malas membuat sesuatu, lalu
Ini zaman tekhnologi modern, juitaku
Tiada yang mustahil bagiku

2020





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Keluarga Besar Flu

Dampak Keluarga Besar Flu Hari ini di kota kita tercinta yang bernama bandar lampung— masih saja dihantui wabah virus yang berasal dari kota wuhan, hubei, tiongkok. Kelompok virus ini dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia termasuk manusia. Jika kalian belum mengenal ciri-cirinya— ada beberapa perbedaan pada hewan dan manusia. Contoh pada sapi dan babi ialah menyebabkan diara sedangkan pada unggas yaitu infeksi saluran pernapasan atas. Sedangkan pada manusia yakni berpotensi mengganggu sistem pernapasan sehingga timbul gejala pilek, batuk, demam, hingga kematian.   Tapi tahukah kalian minak muakhi seunyinni— Coronaviridae dan ordo Nidovirales ini telah memberi dampak negatif yang luar biasa. Hal ini dikarenakan tidak sekedar kesehatan tapi juga ekonomi.   Mulai dari pedagang makanan, pekerja seni hingga penyedia jasa pun merakan betul bagaimana magis nafas buruk dari kehadirannya. Lantas— Bagaimanakah kesaksian dari salah satu korban dari keganasan serangan

Puisi Muhammad Alfariezie

Kabar Buruk Angin Tenggara Jernih air sungai mengalir bagai ayun hijau muda dedaun, Seperti pucuk embun merah kekuning-kuningan Ikan-ikan riang berenang, buah-buah tumbuh di sisi-- sementara udin Ribuan duri menusuk-menusuk ususnya Sejak kolonial memerintah, hingga revolusi sampai reformasi, lalu Di era seribu lima ratus enam puluh sarjana hadir tiap tahun Tekhnologi serupa kaligrafi di marmer tuan li jai, dan Politik bagai batu kali sebagai roda penggerak kendaraan 2020

Puisi Muhammad Alfariezie

Bersamamu Seperti metafor yang membuat puisi senantiasa bagaikan dewa, kekasihku Ketika kau tulis rindu di dasar perasaanku             Burung-burung merdu bersahutan,              Dedaun berayun, dan embun              Merah kekuning-kuningan bagai nurani bayi berselimut mega, juitaku Jika kuhitung, maka Temanku lebih dari lima ribu enam ratus tujuh puluh sembilan, tapi Jika di antara mereka, sungguh aku Tidak seramai dan sebahagia ketika berdua denganmu 2020