Langsung ke konten utama

Puisi Muhammad Alfariezie


Saat Kulihat Mentari Gontai Mengisi Hari

Ketika matahari tiba dari ufuk timur bunga-bunga menampakkan keelokannya, dan
Sebagian pintu menampakkan warna emas dan perak, tapi ada juga jendela
             Begitu hitam dan mengembangkan duri-duri
Seperti cubiyaki si penyair tampan yang bingung karena
malam gurindam terbang ke benua kelam—di sini aku
Ingin membakar cerita ruang kelam, tapi jika itu terjadi
Aku pasti mati atau berakhir di ruang sunyi—lalu
Ingin kupetik tangkai-tangkai berkilau kemudian meletakkannya di meja rumah
                                                                                                     Yang pintunya berwarna, namun
Aku takut kalau-kalau sang pemiliki menjerit dan melemparkan sesuatu ke wajahku

Belum sempat pergi tiba-tiba dari awan yang mejikuhibiniu datang seseorang
Wajahnya tampan, dan pakaiannya seperti bangsawan eropa
Kemudian ia bercerita tentang gubuk-gubuk, laut dan gunung, hingga
Mengajakku untuk ikutnya ke lamban gedung berhias marmer dan kaligrafi
Di dalam sana
Kureguk segala nan manisnya seimbang serta kunikmati buah-buah nan segar, kekasihku

Andai tak kupikirkan segala prasangka dan semua rasa pada sanubari ini, lalu
Jika tak juga kusapa lelaki yang baru kenal tadi dan andai
Aku hanya memimpikan segala yang kubenci dan kumau—barangkali
Aku hanya berjalan tanpa arah yang pasti,
ke jurang paling seram,
ke pelosok tanpa sosok,
Aku pasti sendiri dan bertepi di sela bebulu bumi

2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Keluarga Besar Flu

Dampak Keluarga Besar Flu Hari ini di kota kita tercinta yang bernama bandar lampung— masih saja dihantui wabah virus yang berasal dari kota wuhan, hubei, tiongkok. Kelompok virus ini dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia termasuk manusia. Jika kalian belum mengenal ciri-cirinya— ada beberapa perbedaan pada hewan dan manusia. Contoh pada sapi dan babi ialah menyebabkan diara sedangkan pada unggas yaitu infeksi saluran pernapasan atas. Sedangkan pada manusia yakni berpotensi mengganggu sistem pernapasan sehingga timbul gejala pilek, batuk, demam, hingga kematian.   Tapi tahukah kalian minak muakhi seunyinni— Coronaviridae dan ordo Nidovirales ini telah memberi dampak negatif yang luar biasa. Hal ini dikarenakan tidak sekedar kesehatan tapi juga ekonomi.   Mulai dari pedagang makanan, pekerja seni hingga penyedia jasa pun merakan betul bagaimana magis nafas buruk dari kehadirannya. Lantas— Bagaimanakah kesaksian dari salah satu korban dari keganasan serangan

Puisi Muhammad Alfariezie

Kabar Buruk Angin Tenggara Jernih air sungai mengalir bagai ayun hijau muda dedaun, Seperti pucuk embun merah kekuning-kuningan Ikan-ikan riang berenang, buah-buah tumbuh di sisi-- sementara udin Ribuan duri menusuk-menusuk ususnya Sejak kolonial memerintah, hingga revolusi sampai reformasi, lalu Di era seribu lima ratus enam puluh sarjana hadir tiap tahun Tekhnologi serupa kaligrafi di marmer tuan li jai, dan Politik bagai batu kali sebagai roda penggerak kendaraan 2020

Puisi Muhammad Alfariezie

Bersamamu Seperti metafor yang membuat puisi senantiasa bagaikan dewa, kekasihku Ketika kau tulis rindu di dasar perasaanku             Burung-burung merdu bersahutan,              Dedaun berayun, dan embun              Merah kekuning-kuningan bagai nurani bayi berselimut mega, juitaku Jika kuhitung, maka Temanku lebih dari lima ribu enam ratus tujuh puluh sembilan, tapi Jika di antara mereka, sungguh aku Tidak seramai dan sebahagia ketika berdua denganmu 2020