Langsung ke konten utama

Puisi Muhammad Alfariezie

Hilang Jati Diri

Agresi militer belanda berhasil kita bunuh, perundingan-perundingan pernah sangat menguntungkan negara ini. Dari bumi yang hangus kita berhasil merebut kembali ekonomi. Lalu, dihantam badai dan diledek api kita bertahan. Negara ini memiliki benteng pertahanan yang sangat kokoh. Negara ini punya sistem keamanan yang selalu diperbaharui. Negara ini punya jutaan pegawai yang setia dan berani, dan negara ini punya ribuan rakyat yang siap mati demi NKRI.

Tapi bajunya lusuh dan kumuh;  oh sungguh wajah pemuda si pencari jatah di antara tiga lampu. Selendangnya kuyu dan jilbabnya sungguh kuterharu betapa perih barangkali batin itu ibu. Padahal golkar hingga PDI telah menduduki kasta tertinggi.  Anak-anak kecil masih saja bermain di pisau mentari, mereka sering berkejaran di dinginnya hari. Benci mungkin bersarang di benaknya, atau barangkali sebuah doktrin telah menjadi sarapan paginya, tapi bisa juga ini berlangsung karena keperdulian sebatas rongsokan.

Kutak mau ini negeri seperti yunani tapi kenyataannya masa depan kita dipenjara korupsi. Kita  kehilangan tanah karena hutang, kita kehilangan argumen karena banyak yang digadaikan, kita hilang mental sebab undang-undang yang sudah tak wajar. Masa depan kita hanya sebatas pekerja, masa depan kau dan aku hanya pemimpi. kita  kehilangan hak sebagai pribumi

2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hula-hula di Bumi Kedaton

Penari Diva Be Dancer memainkan Hula-hula di area Kolam Renang Wahana Bermain Bumi Kedaton. Kredit Foto By Muhammad Alfariezie. Hula-hula di Bumi Kedaton   BANDARLAMPUNG, LN— Mulai dari ibu, bapak, remaja hingga anak berusia 7-10 tahun berhenti berenang di Wahana Bermain Bumi Kedaton yang terletak di Jalan Wan Abdul Rahman, Batu Putu, Teluk Betung Utara, Kamis 24 September 2020. Kolam renang Wahana Bermain Bumi Kedaton ketiban rezeki.  Wahana rekreasi keluarga itu menjadi tempat pertama Diva Be Dancer menampilkan Seni Budaya Kreasi, yakni Tari Hula-hula. Nanti, Seni dan Budaya percampuran Indonesia dan Amerika itu akan dipagelarkan pada event-event berlatar pantai yang memiliki hamparan pasir putih nan luas.  Seperti Bayi Mentari di Tangkai Mungil  Penampilan Diva Be Dancer seperti bayi mentari yang bermain di ujung daun tangkai-tangkai mungil. Lentik jari-jemari penari seirama dengan lagu 'Sway yang dialunkan The Pussicats Dolls.' Geraknya gemulai. Wajahnya ramah da...

Puisi Muhammad Alfariezie

Saat Kulihat Mentari Gontai Mengisi Hari Ketika matahari tiba dari ufuk timur bunga-bunga menampakkan keelokannya, dan Sebagian pintu menampakkan warna emas dan perak, tapi ada juga jendela               Begitu hitam dan mengembangkan duri-duri Seperti cubiyaki si penyair tampan yang bingung karena malam gurindam terbang ke benua kelam—di sini aku Ingin membakar cerita ruang kelam, tapi jika itu terjadi Aku pasti mati atau berakhir di ruang sunyi—lalu Ingin kupetik tangkai-tangkai berkilau kemudian meletakkannya di meja rumah                                                                 ...

Puisi Muhammad Alfariezie

Aku Ingin Mengajakmu Menikmati Hidup Yang Jauh Dari Semu Pagi masih bersenandung, cerah berkilau— Terang dan ketenangan   Nampak dari celah-celah dedaun dan bebatang bougenvile, ceri dan jambu, serta Basah Rerumput seolah tanda bahwa anugerah masih menaungi tempat ini, kekasih Bila kau sangka   mentari segera mati, maka sungguh Engkau perlu kemari, karena barangkali gedung-gedung nan julang             Menampakkan kepalsuan, yaitu Keindahan berkedok kehancuran, yakni Pohon-pohon ditumbangkan demi pembangunan hasrat belaka, Sungai-sungai ditimbun atas dasar—yang katanya keilmuwan, lalu Pantai-pantai disekap—padahal daratan begitu luas Masalah makanan dan minuman kau tak perlu risau Di sini akan kusediakan air kelapa, jeruk dan mangga serta madu paling berkualitas, Yang di sana tak mungkin kau dapat—di sini Pasti kumasakkan sambal pindang atau pizza khas italia, karena di tempatku ...