Langsung ke konten utama
Foto pada Pernikahan Atang

Sesal 
____________________


Andai kita bersama tentu bunga perasaan dan ranjang rindu ruang nan wangi tidak seperti sekarang yaitu  menjadi penyesalam terdalam.  Tapi bukan hanyaku yang menyesal. Saat ini kau pun hilang senang.

Wajahmu tak secemerlang bulan yang jatuh cinta. Senyummu kini hanya menjadi gigi ibu yang mengocehi pikirannya sendiri, tepat di pinggir trotoar. Aku yakin kamu tidak sama sekali menikmati malam indah yang berirama. Di hadapan cermin, kamu hanya menjadi bungkusan sisa nasi padang.

Sayangku, cinta uang takan pernah meraih kedalaman rindu. Cinta uang hanya akan mengotori pikiranmu. Lain halnya dulu saat kau menggenggam cinta untukku. Waktu itu kamu selalu menikmati rindu, meski di ranjang yang sedikit berdebu.

Andai sekarang kau memelukku dan aku  memelukmu, tentu kenangan kita seperti kasih dan sayang sore hari yang menyejukkan burung-burung dan rimbunnya dedaun. Demikianlah seharusnya peritiwa paling puitik itu.

2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hula-hula di Bumi Kedaton

Penari Diva Be Dancer memainkan Hula-hula di area Kolam Renang Wahana Bermain Bumi Kedaton. Kredit Foto By Muhammad Alfariezie. Hula-hula di Bumi Kedaton   BANDARLAMPUNG, LN— Mulai dari ibu, bapak, remaja hingga anak berusia 7-10 tahun berhenti berenang di Wahana Bermain Bumi Kedaton yang terletak di Jalan Wan Abdul Rahman, Batu Putu, Teluk Betung Utara, Kamis 24 September 2020. Kolam renang Wahana Bermain Bumi Kedaton ketiban rezeki.  Wahana rekreasi keluarga itu menjadi tempat pertama Diva Be Dancer menampilkan Seni Budaya Kreasi, yakni Tari Hula-hula. Nanti, Seni dan Budaya percampuran Indonesia dan Amerika itu akan dipagelarkan pada event-event berlatar pantai yang memiliki hamparan pasir putih nan luas.  Seperti Bayi Mentari di Tangkai Mungil  Penampilan Diva Be Dancer seperti bayi mentari yang bermain di ujung daun tangkai-tangkai mungil. Lentik jari-jemari penari seirama dengan lagu 'Sway yang dialunkan The Pussicats Dolls.' Geraknya gemulai. Wajahnya ramah da...

Prosa Muhammad Alfariezie

Esai Muhammad Alfariezie ________________________________________ Sesuatu yang Tak Bermanfaat Tadi malam aku bermimpi makan nasi padang lima bungkus. Itu mimpi yang tidak mengenakkan  karena mimpi itu, tidurku terganggu. Jam satu malam aku terbangun dan tak bisa lagi untuk tidur. Yang makin tidak mengasyikan adalah saat terbangun itu— bayang-bayang sosok berambut panjang, wajah hitam dan selalu merunduk seperti ada di belakangku. Dalam hatiku selalu berdoa agar ini hanya sebatas ilusi. Hujan yang tak berkesudahan, jangkrik yang menakutkan dan listrik yang padam. Hatiku tergugah dalam ketakutan. Tubuhku mengucurkan keringat dingin. Kuraba keningku dan butiran sebiji jagung kurasakan. Sesekali aku menoleh ke belakang. Perlahan kuajak kepala menengok ke kanan, tapi ketika hitungan ke tiga segera kupejamkan mata dan meringkuk dalam selimut. Wajah di dalam bantal, sambil memeluk guling aku berdoa sejadi-jadinya. Hatiku berkata, ini diri adalah Montana...

Puisi Muhammad Alfariezie

Saat Kulihat Mentari Gontai Mengisi Hari Ketika matahari tiba dari ufuk timur bunga-bunga menampakkan keelokannya, dan Sebagian pintu menampakkan warna emas dan perak, tapi ada juga jendela               Begitu hitam dan mengembangkan duri-duri Seperti cubiyaki si penyair tampan yang bingung karena malam gurindam terbang ke benua kelam—di sini aku Ingin membakar cerita ruang kelam, tapi jika itu terjadi Aku pasti mati atau berakhir di ruang sunyi—lalu Ingin kupetik tangkai-tangkai berkilau kemudian meletakkannya di meja rumah                                                                 ...